Pendahuluan
Salah satu bahan lokal penyusun ransum ternak sumber energi adalah dedak padi. Hampir setiap produsen pakan dari segala jenis ternak menggunakan dedak padi dalam formula ransumnya. Dedak padi merupakan hasil ikutan proses penggilingan padi menjadi beras sehingga ketersediaannya berfluktuasi sepanjang tahun sesuai dengan musim panen padi. Pada musim panen padi jumlahnya melimpah dan harganya relatif murah, sebaliknya pada musim yang lain seperti musim hujan jumlahya berkurang dan harganya tinggi.
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil gabah, memiliki potensi sebagai penghasil dedak terbesar ketiga di dunia. Potensi ketersediaan ini dapat menjadikan dedak sebagai bahan pakan lokal yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Namun saat ini dedak padi masih memiliki permasalahan dalam hal bervariasinya kualitas kandungan nutriennya yang dapat disebabkan oleh adanya kontaminan yang disebabkan oleh kesalahan pengolahan pasca panen atau karena adanya unsur pencampuran / pemalsuan dengan bahan – bahan pencampur yang mempunyai sifat anti nutritif bagi ternak. Disisi lain bahan pakan yang digunakan dalam ransum ternak harus terjamin kualitasnya karena dapat menentukan kualitas ransum. Jika kualitas bahan pakan yang digunakan tidak baik maka kandungan nutrisi ransum tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Kajian berikut dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak adanya kandungan sekam pada dedak padi terhadap perubahan kandungan nutrisi dedak padi.
Bahan dan Metode
Kajian ini menggunakan bahan dedak padi halus dan sekam yang telah digiling halus. Kedua bahan tersebut dicampur dengan prosentase perbandingan bertingkat 0% - 100% campuran sekam pada dedak. Dedak dan sekam diperoleh dari satu jenis padi dan satu lokasi penggilingan di daerah Bekasi.
Tabel 1. Rasio antara Campuran Dedak dan Sekam
No | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 |
Dedak (%) | 100 | 95 | 90 | 85 | 80 | 75 | 70 | 65 | 60 | 55 | 50 | 45 | 40 | 35 | 30 | 25 | 20 | 15 | 10 | 5 | 0 |
Sekam(%) | 0 | 5 | 10 | 15 | 20 | 25 | 30 | 35 | 40 | 45 | 50 | 55 | 60 | 65 | 70 | 75 | 80 | 85 | 90 | 95 | 100 |
Dari percobaan ini diperoleh sebanyak 21 sampel. Masing – masing campuran sampel tersebut, sejumlah 1 kilogram, dilakukan penentuan kualitas bahan.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pencampuran sekam di dalam dedak padi, setelah semua sampel dilakukan pengujian proksimat (kadar air, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar, dan kadar abu), maka diperoleh hasil pengujian proksimat seperti pada Tabel 2. Secara keseluruhan menggambarkan bahwa semakin tinggi campuran sekam di dalam bahan dedak padi, nilai kandungan nutrisi mengalami perubahan, diantaranya penurunan kandungan protein, peningkatan kadar abu dan serat kasar serta penurunan kadar lemak, kecuali pada kadar air, data hasil uji menunjukkan relatif stabil.
Tabel 2 Komposisi kimia dan uji fisik sampel standar (n=21)
Campuran Sekam | Air | Abu | PK | LK | | |
SK | ||||||
| (%) | | ||||
0 | 11.59 | 8.7 | 12.37 | 16.28 | 10.48 | |
5 | 11.27 | 9.6 | 12.34 | 15.65 | 10.54 | |
10 | 11.71 | 10.1 | 11.64 | 14.46 | 12.33 | |
15 | 11.28 | 10.6 | 11.49 | 13.89 | 13.56 | |
20 | 11.62 | 11.2 | 10.78 | 13.8 | 17.28 | |
25 | 11.75 | 11.7 | 10.32 | 12.41 | 17.34 | |
30 | 11.51 | 12.3 | 9.55 | 11.08 | 19.79 | |
35 | 11.82 | 13 | 9.1 | 11.96 | 21.52 | |
40 | 11.31 | 13.2 | 8.63 | 10.6 | 23.75 | |
45 | 11.16 | 13.5 | 8,51 | 10.26 | 25.26 | |
50 | 11.28 | 13.9 | 7.84 | 9.16 | 26.84 | |
55 | 10.39 | 14.4 | 7.4 | 8.36 | 28.68 | |
60 | 10.25 | 15.1 | 6.81 | 7.38 | 30.51 | |
65 | 11.2 | 15.4 | 6.48 | 7.44 | 32.26 | |
70 | 9.98 | 16.4 | 5.39 | 6.02 | 33.6 | |
75 | 11.11 | 16.8 | 5.09 | 5.14 | 35.23 | |
80 | 9.45 | 17.4 | 4.54 | 4.56 | 35.69 | |
85 | 9.4 | 17.6 | 3.63 | 2.28 | 37.89 | |
90 | 10.56 | 18,5 | 3.25 | 1.79 | 40.42 | |
95 | 9.36 | 19.1 | 2.76 | 1.54 | 41.61 | |
100 | 10.37 | 19.6 | 2.22 | 0.36 | 43.7 | |
1. Keterangan : PK (protein kasar), LK (lemak kasar), SK (serat kasar)
2. Hasil analisa di BPMPT berdasarkan as fed
Pada Tabel 2 dapat dilhat bahwa terdapat rasio perbandingan antara kadar abu : protein kasar : serat kasar. Apabila pada sampel dedak murni rasio antara kadar abu : protein kasar : serat kasar yaitu sebesar 8.7 : 12.37 : 10.48 atau sebesar 1 : 1.42 : 1.20. Sedangkan rasio antara kadar abu : protein kasar : serat kasar pada sekam yaitu sebesar 19.6 : 2.22 : 43.7 atau sebesar 1 : 0.11 : 2.23. Rasio ini kemungkinan akan bermanfaat pada teknik estimasi penentuan kandungan sekam pada dedak padi.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Gambar 1 Interaksi antara prosentase sekam dan kandungan proksimat dedak padi
Apabila dari hasil pengujian proksimat pada Tabel 2 digambarkan dengan grafik linearitas, dapat dilihat bahwa kadar abu dan serat kasar mempunyai hubungan yang positif dengan kandungan sekam sedangkan kadar protein kasar dan lemak kasar mempunyai hubungan yang negatif dengan penambahan kadar sekam (Gambar 1).
Apabila kita sandingkan dengan Standar Persyaratan Mutu minimal bahan dedak padi sebagai bahan pakan sesuai dengan SNI nomor 01-3178-1996 yaitu untuk kualitas III (paling jelek) sebagai berikut : Kadar air : maks 12%, kadar protein kasar minimal 8%, kadar serat kasar maksimal 16%, kadar lemak maksimal 20% dan kadar abu maksimal 15%. Sehingga seharusnya dedak padi yang masih dapat diterima kandungan nutrisinya sesuai dengan syarat mutu adalah dedak dengan kandungan maksimum sekam adalah sebanyak 15 - 20%.
Kesimpulan
Dari hasil kajian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Semakin tinggi kadar sekam pada dedak padi akan mempengaruhi kandungan nutrisi terutama pada meningkatnya kadar abu dan serat kasar dan akan menurunkan kadar protein kasar dan lemak kasar, sedangkan pada kadar air tidak ada perubahan yang signifikan.
2. Dedak padi yang dapat diterima sebagai bahan pakan sesuai dengan persyaratan minimal SNI adalah dedak padi dengan kisaran campuran sekam antara 15-20%.
Dengan demikian harus terus dikembangkan kajian terhadap pemeriksaan dan pengujian kandungan sekam di dalam dedak padi, karena sampai dengan saat ini bahan pakan dedak padi secara luas digunakan oleh masyarakat luas sebagai campuran utama baik pada pakan unggas maupun ruminansia, hal yang harus diperhatikan yaitu apabila peternak mendapatkan dedak yang tercampur atau sengaja dicampur sekam oleh pedagang dedak tentunya akan merugikan peternak .
@hw_2011
kenapa untuk bahan pakan jadi ternak sapi hampir semuanya memakai sekam glng,ada pengaruhnya gak ?
BalasHapusBagaimana kalo sekam giling ditambahkan dg nutrisi laen, seperti azola(nutrisi nabati), ulet bsf(protein hewani, dan tepung singkong, setelah itu difermentasi . Mohon penjelasan?
BalasHapus